Selamat Datang

(Wilujeung Sumping)

Riungan Mahasiswa Sukabumi (RIMASI) adalah sebuah wadah bagi para mahasiswa sukabumi yang sedang kuliah di daerah jakarta, untuk mempererat tali silaturahmi dan saling berbagi dalam berbagi hal tentang masalah-masalah yang ada di sukabumi maupun yang bersangkutan tentang mahasiswa yang sedang belajar di berbagai universitas yang ada di daerah jakarta



Selasa, 26 Maret 2013

Situs Tugu Gede Cengkuk Sukabumi Jawa Barat


Situs Megalitik Tugu Gede Cengkuk di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Bupati Sukabumi (membelakangi kamera) sedang mendengarkan penjelasan situs Cengkuk — with Info Pariwisata Palabuhanratu and Rully B Tedjasukmana. 
Situs temuan baru di Kab. Sukabumi dengan peninggalan dari berbagai zaman
Peta lokasi:
 

Cengkuk, Situs Terbesar di IndonesiaTemuan benda-benda peninggalan zaman megalitik dan peralatan yang diperkirakan buatan Dinasti Sung dan Ming ( Cina ) di situs Gunung Gede Cengkuk, Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kec. Cikakak, Kabupaten Sukabumi, terus berlanjut hingga saat ini. Namun temuan Situs Gunung Gede Cengkuk itu memerlukan penelitian budaya lebih komperhensif dengan evakuasi lahan yang luas.‘ Upaya penelitian budaya dan perluasan ekskavasi akan terus ditindklanjuti untuk lebih jauh mengenai nilai-nilai budaya maupun asal-usul benda-benda. Karena temuan ini sedikitnya akan membuka tabir sejarah kerajaan Pajajaran di Jawa Barat, ‘ Kata Kepla Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Budhyana, Senin (19/12).Selama ini, ekskavasi yang dilakukan baru terbatas bagian permukaan dan arealnya terbagi dalam beberapa bagian. Benda yang ditemukan baru beberapa dari batu-batuan yang diperkirakan berasal dari zaman megalitik.Terhadap temuan tersebut menurut Budhyana, pihaknya berencana menganggarkan dana pada tahun 2006 untuk ekskavasi lanjutan. ‘ Diharapkan dengan anggaran yang tersedia dapat memenuhi dan menata kawasan Situs Cengkuk, terutama pengamanan benda-benda yang sangat kamai khawatirkan akan raib dicuri ‘


Dewa Siwa

Sementara itu, berdasarkan hasil ekskavasi yang dilakukan akhir November hingga pertengahan Desember lalu, ditemukan Arca Dewa Shiwa, yang merupakan bagian dari temuan arca hasil ekskavasi tahun 1992. Temuan berlanjut dengan ditemukannya punden berundak terdiri dari tiga teras, gerabah dan keramik.

Berdasarkan hasil penelitian sementara, Arca Dewa Shiwa dan punden berundak merupakan peninggalan abad ke – 15 masa kerajaan Padjajaran. Sedangkan gerabah dan keramik diperkirakan berasal dari zaman Dinasti Sung dan Ming dari abad 12-15 Masehi.
Kepala Balai Kepurbakalaan dan Nilai Sejarah Tradisional Disbudpar Jabar, Drs. Prama Putra,M.M. mengatakan, temuan berupa arca, gerabah dan keramik awal Desember hingga pertengahan ini merupakan hasil ekskavasi tahap dua yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Seksi Musieum dan Benda Kepurbakalaan Kab. Sukabumi. Sementara temuan sebelumnya(tahap pertama) merupakan hasil ekskavasi Balai Arkeologi Bandung (Balar) yang dipimpin Drs. Lutfi,M.Hum., difasilitasi Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional Disbudpar Jabar
Hingga saat ini, temuan hasil ekskavasi menyebar di areal seluas 4 hektare di Kamp. Cengkuk. ‘Namun, berdasarkan perkiraan luas lebih dari 4 hektare,’ ujarnya.

Situs cengkuk merupakan situs terbesar di Indonesia dan pertama kali ditemukan warga negara Belanda pada tahun 1883. Kemudian, dari tempat tidak jauh dari kawasan temuan pertama, tahun 1992, ditemukan sebuah patung. Temuan tersebut terus berlanjut pada Oktober 2005, yakni sebuah arca.
Sampai saat ini benda-benda yang ditemukan di situs Tugu Gede, Cengkuk, berupa Patung Dewa Shiwa berukuran 30 cm gerbah, dolmen, menhir berukuran 4 meter, yang diduga dijadikan tempat pemujaan. Candi perunggu berukuran mini, batu segi empat yang dijadikan tempat permanndian serta dakon, dan batu berlubang yang diperkirakan dijadikan penumbukan padi. Selain itu, ditemukan gambar lokasi peribadatan yang tertuang dalam batu besar.
Benda-benda peninggalan megalitik tersebut diperkirakan berusia ratusan ribu tahun, sebelum prasejarah. Batu dolmen diperkirakan digunakan untuk tempat penguburan, sementara batu besar yang berisi 10 lubang diperkirakan digunakan untuk tempat penguburan, sementara batu besar yang berisi 10 lubang diperkirakan dijadikan untuk menumbuk padi. (A-87)*** sumber Pikiran Rakyat tanggal 20 Desember 2005







  Ayu 'Kuke' Wulandari 14 hours ago   14.10.2012 :: sebelum pulang, Mang Jaya memperlihatkan kesemuanya ini: arca Nyi Pohaci Sanghyang Sri, sepasang Genta Pendeta berhiasan Padma berkepala Vaj'ra, Guci, dan beberapa perkakas lainnya. (Kamera: si Ungu & si Hitam) — with T Bachtiar Geo, Lutfi Yondri, Budi Brahmantyo, Oman Abdurahman, Disparbud Jabar, Sinung Baskoro and Arifin Surya Dwipa Irsyam.

1 komentar:

  1. Informasi bagus....ijin share untuk grup relawan pelestari warisan budaya sukabumi

    BalasHapus