Selamat Datang

(Wilujeung Sumping)

Riungan Mahasiswa Sukabumi (RIMASI) adalah sebuah wadah bagi para mahasiswa sukabumi yang sedang kuliah di daerah jakarta, untuk mempererat tali silaturahmi dan saling berbagi dalam berbagi hal tentang masalah-masalah yang ada di sukabumi maupun yang bersangkutan tentang mahasiswa yang sedang belajar di berbagai universitas yang ada di daerah jakarta



Sabtu, 30 Mei 2020

Video Musik Pilihan Demi #DiRumahAja kita Baik-baik Saja



Oleh: Taufik Pradana 
(Aktivis Musik Kemanusiaan)
    Jangan anggap enteng peran video music dalam hal memukul mundur Pandemi Covid-19 di Indonesia. Ya iyalah, video music itu bisa menghasilkan cuan, lah Covid-19? Yang ada malah ngabisin uang Negara dan rakyatnya, emang kelewatan niih Covid-19 becandanya. 

Banyak perusahaan yang sudah menerapkan system kerja di rumah (Work Form Home) untuk sementara waktu kepada seluruh karyawannya, demi memutus rantai penyebaran Pandemi ini, alangkah langkah yang pas banget, apalagi jika menimbang bahwa kebanyakan pekerja kantoran bermimpi libur panjang tapi tetap digaji. Tapi masalah lain timbul seiring berjalannya WFH ini, bak Raja Fir’aun yang tidak pernah puas akan yang dia miliki, para pekerja yang diwajibkan WFH ternyata lama-lama juga bosan di rumah aja, apa maunya sih kalian? 

Maklum memang, milenial saat ini cenderung bersosialisasi lebih aktif di kantor daripada di rumah, ghibah, impulsif buying walaupun bayar dengan paylater/CC, atau sekedar update instasory di café samping kantor demi perkara eksistensi, jumawa dengan setelannya yang wangi nan necis. Terkadang, di kantor pun menjadi ajang pamer barang mewah yang lagi-lagi dibayar dengan paylater/CC atau bahkan mencicil, kena deh.

Kembali ke perkara mulai bosannya kaum urban di tengah masa kerja di rumah ini, sebetulnya banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengusir kebosanan tersebut, misalnya, marathon sinetron Tukang Bubur Naik Haji full season, Full Body Workout mengecilkan perut, membersihkan toilet, mencoba duplikasi dish Chef Juna di Masterchef, atau sekadar kasih makan cacing hingga berbobot 5 juta, screenshot lalu jadikan WhatsApp story, agar khalayak ramai paham bahwa kau adalah master cacing.

Kebosanan ini sejatinya tidak berlaku pada kaum introvert, apalagi yang introvertnya melebihi arem-arem. Sehari, seminggu, sebulan ataupun setahun di rumah saja, mereka tetap punya cara agar tetap feeling good. Bisa kita katakan bahwa di tengah Pandemi ini, kaum introvert adalah juara utamanya. Dan ini adalah saat yang pas bagi kaum introvert untuk menyelamatkan dunia dengan cara di rumah aja sehingga memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Mari kita agungkan para kaum introvert, mereka pahlawan, role model sahih yang sepatutnya kita dewakan dan kita tiru tabiat-tabiatnya. Hail kaum rebahan!

Selain melakukan hal-hal positif ditengah masa nolep nan membosankan ini, penting juga kita tetap memanjakan telinga kita dengan beberapa video musik pilihan, yang bisa dijadikan panduan untuk melewati masa karantina dengan asik dan waras. Lagu-lagu berikut sangat puenake pol didengar pada saat masa karantina ini. Siapa tahu, syukur-syukur ba’da Pandemi ini kita bisa jadi pribadi yang lebih charming, cool, waras dan bisa move-on ditinggal Corona.

Didi Kempot ft. Ayub Paijo – Pamer Bojo
Siapa yang ga kenal dengan musisi lawas macam Didi Kempot, Pakde kembali turun gunung ke industri  permusikan tanah air dengan status legend. Bak bangkit dari kubur, lagu-lagu macam Cidro, Pamer Bojo, Banyu Langit kembali menjadi soundtrack wajib di warteg, terminal sampai aula kampus. Ada yang salah dari selera music kalian jika tidak joget ketika dengar lagu Pamer Bojo, apalagi kalau ada cendol dawetnya, piro? lima ngatusan. 

Featuring Ayub Paijo gais, Paijo adalah nama panggung yang ditahtakan langsung dari Pakde Didi, Paijo ga sembarang Paijo, ternyata Paijo ini adalah singkatan dari ‘Papua Iso Jowo”, oalah. Penting untuk penulis sampaikan, kalau mau lihat video ini di youtube, siapkan headset agar lebih paripurna nuansanya. Karena sudah bisa dipastikan kalian akan joget, minimal ginjal kalian.

Sabyan Gambus – Deen Assalam
Lagu ini sangat cocok dijadikan healing song di tengah masa nolep kamu-kamu semua. Selain music dan suara vokalis yang aduhai, kamu-kamu juga bisa menikmati liriknya yang amat dalam disertai eloknya paras Nisa, vokalisnya. Walaupun kamu-kamu ga ngerti bahasa Arab, penulis yakin kamu-kamu bakal terlena dibuatnya. Lagu ini cocok pula untuk kalian yang gemar maksiat, untuk kiranya mungkin mendapat Hidayah untuk lebih dekat dengan sang pencipta. Di da da di di daa daaaam –


Adlani Rambe – Seberkas Sinar (Cover)
Sampai artikel ini ditulis, video music ini sudah ditonton lebih dari 67 juta kali di youtube, tempat kalian nonton hal ada-ada aja selama ini. Untuk kamu-kamu yang ngeri dengan pandemi ini, ada baiknya untuk lihat video musik ini. Tak usah dijabarkan lagi bagaimana indah nan syahdunya lagu ini, yang kemudian dicover anak muda yang mempunyai paras fakboy banget, membuat kalian wanita-wanita tiba-tiba minta untuk dihalalkan. Apalagi jika kita telaah liriknya yang menggambarkan bahwa nanti bakal baik-baik saja, kok!

Selain untuk para wanita siap halal, lagu ini pun cocok didengar oleh kamu-kamu yang kurang asupan semangat untuk menjalani hidup ini, waduh. Tetap semangat yaa, all is well!

.Feast – Dalam Hitungan
Penulis juga bingung sebenarnya kenapa lagu ini cocok didengar pada masa nolep ini, tapi percayalah kamu-kamu akan suka. Lagu ini memberi umpan abstrak dalam lirik dan visual video yang disajikan untuk jiwa dan pikiran kita untuk menafsirkan sendiri apa pesan yang terkandung didalamnya. Mungkin lagu ini bagi kaum senja-indie-asam lambung-begadang sudah tidak asing lagi. Lagu dari band ini bak ayat yang wajib dihapal dan dijadikan pedoman sebagai kaum indie kontemporer yang niscaya akan menguasai dunia. 

Bagi yang ingin merasa beda dalam selera musik, bolehlah denger lagu ini. Tapi ingat, kata vokalisnya: ‘Lo beda juga belum tentu keren’. Satu hal lagi, percaya deh kamu-kamu minimal bakal satu kali mengutip lirik lagu ini untuk dijadikan caption feed atau instastory, seakan paling pintar padahal dapet ngutip. Hehe 

Diskoria ft. Dian Sastrowardoyo – Serenata Jiwa Lara

Disko adalah kunci. Ditengah masa nolep ini jangan sekali-kali kalian melupakan hal yang paling fundamental sebagai kaum urban, yaitu Disko. Lagu ini cocok didengar sambil minum es jeruk dengan cemilan krupuk kulit khas Bangka, cocok pula untuk kamu-kamu yang kena korban ghosting dari gebetan kalian. Visual yang disajikan pun ala-ala tahun 80’an banget, korelasinya pas jika dipadu dengan Mbak Dian Sastro yang kita tau semua lah yaa, doi natural banget cantiknya.

Gimana? Udah siap nebeng hotspot tetangga buat nonton semua video music pemberantas kebosanan selama masa nolep diatas? Kalau mau puas dan bisa nonton berkali-kali ada baiknya kamu-kamu beli kuota sendiri. Malu nebeng terus, hemat boleh pelit jangan!

Jumat, 05 Mei 2017

LPJ MPKPR 2017

LAPORAN MPKPR
(MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS RIMASI)
Riungan Mahasiswa Sukabumi Periode 2016-2017


"Kami Mulai Dengan Premis Bahwa Fungsi Kepemimpinan Adalah Untuk Menghasilkan Lebih Banyak Pemimpin, Bukan pegikut apalagi memperpanjang Barisan Perbudakan"
Kepada Yang Terhormat;
Akang dan Teteh Alumni RIMASI JAKARTA
Ketua Umum RIMASI Jakarta periode 2016-2017 beserta jajaran pengurus
Dan yang kami cintai serta kami banggakan seluruh kader RIMASI Jakarta

Assalamualaikum Wr.Wb

Salam Sadulur, Sapanyabaan !!
Alhamdulillahirobbila 'alamin, wabihi nastain 'ala umriddunyawaddin, asholatuwassalamu'ala asrofil anbiya'i wal mursalin wa'ala alihi wasohbihi ajmain. Robbisrohlisodri, wayasirli amri, wahlul uqdatammilisani yafqohu qouli, amma ba'du.
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang dengan segala keMahaannya telah menciptakan alam semesta ini dengan segala keindahan dan kesempurnaannya. Berkat limpahan rahmat serta taufik dan hidayahNya kepada kita semua, pada kesempatan hari ini kita dapat riung mumpulung untuk melaksanakan tugas yang mulia yaitu Musyawaha Anggota RIMASI Jakarta ke XVI demi Tanah Suci Yang dijanjikan (Sukabumi) yang kepadanya kita titipkan rindu.

Selanjutnya, shalawat dan salam tidak pernah terkhilafkan untuk senantiasa kita haturkan kepada pembawa risalah kebenaran yaitu Kakang Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk ummatnya yang mendapatkan syafaat di hari kiamat nanti. Amin.

Palawargi hadirin Kader RIMASI Jakarta, Peserta Sidang Muswa yang berbahagia
Tanpa terasa kepengurusan Rimasi Jakarta Periode 2016-2017 telah berjalan kurang lebih satu tahun, dengan demikian udah menjadi sebuah keharusan untuk diselenggarakannya Musyawarah Anggota (MUSWA) sebagai forum kekuasaan tertinggi di dalam organisasi kita,  RIMASI Jakarta. Satu tahun lebih kepengurusan RIMASI Jakarta periode 2016-2017 mengemban amanah menjalankan roda organisasi, dengan begitu artinya bahwa sudah satu tahun kami mengabdi sebagai Majelis Pengawas dan Konsultasi RIMASI Jakarta periode 2016-2017, menjalankan tugas pengawasan dan memberikan konsultsi kepada pengurus RIMASI Jakarta untuk periode 2016-2017.
Rasa-rasanya masih teringat jelas dalam ingatan, dimana pada pelaksanaan MUSWA Ke-15 tahun 2016 silam, sebuah amanah yang sangat besar diberikan kepada kami (Dendi Budiman, Ulfah Abdullah, Navila Camalia, dan Suci Dwi Pertiwi) untuk mengawasi dan menjadi tempat konsultasi pengurus.

Perlu diketahui bahwa amanah menjadi MPKPR ini adalah sebuah permintaan atas pernyataan sikap forum yang waktu itu menerima Laporan Pertanggung Jawaban pengurus sebelumnya. Diterimanya LPJ dengan syarat itulah yang memunculkan inisiatif kami untuk menghimpun kembali semangat brerRimasi, mengawasi dan menjadi tempat konsultasi pengurus terpilih setelah kami waktu itu. Selanjutnya kami merumuskan fungsi kami sebagai MPKPR, diantaranya adalah melakukan pengawasan terhadap kinerja pengurus RIMASI Jakarta dalam melaksanakan AD/ART dan aturan di bawahnya. Sedangkan tugas dan kewajibannya adalah;
Menjaga tegaknya AD/ART RIMASI Jakarta 

  1. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan pengurus dan ketetapan-ketetapan MUSWA oleh pengurus
  2. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan pengurus dan ketetapan MUSWA, diminta ataupun tidak diminta
  3. Menyampaikan hasil pengawasan kepada anggota dalam MUSWA


Kawan-kawan peserta sidang muswa yang saya banggakan,
Selama satu tahun ini kami melakukan tugas pengawasan kepada pengurus dengan sangat serius dan teliti. Hal ini perlu kami sampaikan, bukan berarti kami meragukan kinerja pengurus, atau bahkan mengerdilkan yang pada gilirannya dianggap menghinakan pengurus, bukan, kami tegaskan sama sekali bukan begitu. Tujuan kami adalah untuk memotivasi pengurus RIMASI agar bekerja dengan semaksimal dan sebaik mungkin. Tidak hanya itu, kamipun meluangkan waktu yang sangat fleksibel untuk pengurus, baik itu BPH ataupun jajaran kabid-kabidnya untuk berkonsultasi. Sehingga tujuannya agar pengurus tidak sungkan untuk berkonsultasi terkait program kerjanya masing-masing dan tidak merasa ditinggalkan.

Kalau boleh mengklaim, Majelis semacem ini adalah baru pertama ini ada dan paling berfungsi sejak hari-hari pertama Rimasi berdiri sebagai sebuah organisasi yaitu pada tahun 2002 atas peralihan nama dari HIMASI Cabang Jakarta. Hal ini bukanlah omong kosong belaka, selama satu tahun ini kami bahu membahu untk menjadi teman yang baik untuk pengurus berkonsultasi dan kamipun dengan ikhlas dan kerja keras membantu mensukseskan agenda pengurus RIMASI Jakarta agar mampu melahirkan kader-kader yang berkualitas. 

Akang Teteh, peserta sidang yang berbahagia.
Kami merasa perlu menyampaikan beberapa hal yang ada kaitannya dengan sejarah perjuangan Rimasi dari waktu-waktu yang telah lalu. Sampai hari ini kita memang belum menemukan (semacam) manuskrip yang menjelaskan secara rinci sejarah kelahiran organisasi mahasiswa Sukabumi di perantauan, khususnya di Jakarta. Tetapi ada beberapa penggalian kisah dan serangkaian kesaksian yang berhasil kita tangkap dari penuturan sejarah orang-orang terdahulu yang sifatnya bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Rimasi hari ini adalah hasil pertarungan dan pertentangan dari masa ke masa. Misalnya di kisaran tahun 1969, kita bisa menemukan ada HIMASU (himpunan Mahasiswa Sukabumi) sebagai wadah pemersatu mahasiswa Sukabumi di Jakarta yang kegiatan-kegiatannya sering kali di lakukan di bilangan Rawa Mangun, disekitar kampus UNJ waktu itu (hasil wawancara dengan Prof Asep Usman pada tanggal 08 Romadhon 1436 H). Selnjutnya perjuangan itu kemudian hilang hingga muncul beberapa nama sebelum Rimasi yang kita kenal hari ini. Diantara nama itu adalah, IMS (Ikatan Mahasiswa Sukabumi) yang kemudian beraganti nama menjadi IMAS (Ikatan Mahasiswa Sukabumi) yang sebetulnya tidak terlalu jauh berbeda dengan sebelumnya (kesaksian Edi Bengkid, alumni Rimasi angkatan 2002). 
Sekitar tahun 1998, dampak dari kekuasan orde baru, yang di kangkangi oleh Presiden Soeharto, yang mulai menua dan usang menjadi babak baru iklim demokrasi di Indonesia. Perubahan iklim ini kemudian di respon oleh pemerintah daerah kota Sukabmi untuk mempersatukan seluruh organisasi mahasiswa Sukabumi dalam satu forum bernama Himpunan Mahasiswa Sukabumi (HIMASI) yang berpusat di kota Sukabumi dan daerah lain sebagai cabangnya (kesaksian senior HIMASI). Ketetapan ini ternyata tidak berlangsung lama, di tahun 2002, beberapa orang mahasiswa Sukabumi yang merasa gelisah terhadap kondisi yang terjadi diinternal HIMASI melakukan pemberontakan dengan memisahkan diri dari organ induk dan pada tanggal 14 April 2002 bertempat di Cikundul Kota Sukabumi muncullah nama baru sebagai organisasi yang otonom, pisah dari induk asalnya, bernama RIMASI Jakarta. Inisiatif ini diikuti oleh organisasi di daerah lain, PATWABUMI di Bandung, FKAMASI di Bogor dan Surya Kencana di Jogjakarta (penuturan Awan Ridwan, alumni Surya Kencana Jogjakarta) 

Hari-hari perjuangan Rimasi mulai terlacak dan terekam dari sini. Kita boleh bangga terhadap organisasi kita, tetapi jika hanya berbangga tanpa data, apalah artinya. Kegelisahan inilah yang kiranya menjadi pemacu kami menelusuri jejak kejayaan Rimasi di masa lalu. Meminjam istilahnya kak Wahyuni Nafis (mantan aktivis Ciputat tahun 70-an) setidaknya kita menemukan semangat baru dan menularkan semangat itu kepada adik-adik kita. Keberhasilan itulah yang menjadi pijakan buat generasi mendatang tentang bagaimana strategi meraih keberhasilan dan kejayan itu. Catatan sejarah itu barangkali bisa disahre di forum lain.

Hadirin peserta sidang yang berbahagia,
Pengetahuan tentang sejarah ini penting menjadi bekal kita sebagai kader Rimasi, utamanya kepada pengurus. Bahwa pesan yang ingin di sampaikan dan dititipkan adalah bahwa menggerakan organisasi ini bukanlah perkara main-main.  “Tak ada gading yang tak retak”, Dibawah kepemimpinan saudara Yuzi Azmi Firdaus, banyak program-program yang sudah dilaksnakan oleh pengurus, mulai dari RAKER, buka Bersama sekaligus pelantikan Pengurus, Halal Bi Halal, MASTAKA, Sosialisasi Kampus, Kajian Diskusi, Nonton Bareng, Fun Futsal dan masih banyak lainnya. Secara umum perjalanan kepengurusan RIMASI Jakarta adalah apa yang dirasakan oleh kita semua dalam konteks yang lbih luas, dan kami merasa tidak perlu mengulas secara terperinci setiap bidangnya. Walaupun kami sadar dan kita semua mengetahui bahwa ada bidang yang koma dan tidak maksimal melaksanakan melaksanakan beberaoa tugasnya. Kendati demikian, kami menilai bahwa program kerja yang elah terlaksana adalah sebuah prestasi bagi pengurus RIMASI Jakarata Periode 2016-2017.

Rekan-rekan peserta sidang yang berbahagia.
Sebagai sebuah upaya revisi dan evaluasi diri, khususnya bagi kami yang sangat terbatas, kiranya perlu kami sampaikan beberapa kekurangan didalam tubuh pengurus yang mengakibatkan terjadinya beberapa kali kemandegan dan konflik yang tak berkesudahan. Pertama kita sadari bahwa jumlah kader Rimasi dari tahun ketahun tidak mengalami kemajuan yang luar biasa, hampir bisa di pastikan jumlahnya tak lebih dari 30 orang perangkatan. Di sisi lain, jumlah kader yang sedikit ini di perparah dengan ketidak seriusan pengurus dalam mengelola organsasi. Kita tau bahwa rasa kepemilikan kita terhadap organisasi ini masih sangat minim, apalagi ditambah memang tidak adanya ruang gerak kader untuk mengekspresikan minat dan bakatnya. Sehinga tidak heran jika acap kali kita mendengar bahkan menyaksikan kader yang berpindah dan tak betah bak kutu loncat.

 Kedua yang tak kalah membuat kami prihati adalah bahwa pengurus pada periode ini, kami rasakan, begitu liar dan tak terkontrol. Rasa-rasanya dalam satu tahun periode kepengurusan ini tak henti-hentinya mendera sekenario konflik. Meminjam teorinya bapak Maouris Deverger, yaitu konflik dan integrasi, beliau ingin sampaikan bahwa konflik adalah sebuah keniscayaan. Setiap interkasi sosial tidak mungkin bebas dari konflik. Kemudian lanjutnya, setiap konflik harus disusul dengan integrasi. Istilah lainnya adalah pengurus sebuah organisasi harus mampu bahkan dituntuk memainkan konflik. Bukan artinya harus berkonflik, tetapi artinya bahwa managemen konflik yang dilakuka haruslah sedemikian cantik dan mampu mempesona sehingga konfil menghasilkan solidaritas bukan perpecahan. Proses ini yang barangkali menurut hemat kami gagal dilakukan oleh pengurus hari ini. Bukan bermaksud mengorek luka lama, tetapi alangkah lebih bijaknya jika jika kita memetik buah pelajaran dan untaian hikmah dari setiap apa yang terjadi. Kenapa misalnya sebuah gerakan muncul didalam tubuh organisasi, baik itu sifatnya nyata terlihat, ataupun dengan diam, mundur dari barisan misalnya dan seterusnya. Hal ini yang harus di tangkap oleh pengurus, utamanya ketua umum selanjutnya. Tidak boleh ada luka lama yang mulai mengering kemudian dihantam ulang sehingga menganga. 
Ketiga, sebagai catatan, perlu juga kami sampaikan bahwa kepengurusan pada periode ini tidak cantik memainkan isu. Jikalau kita menengok sejarah bangsa kita, di awal-awal Indonesia berdiri yang di pimpin oleh Ir. Soekarno sebagai bapak revolusi, isu yang dimainkan ketika menemukan rakyat yang memberontak adalah kontra revolusi. Kemudian pada masa orde baru, di bawah kepemimpinan Soeharto yang sedang giat-giatnya membangun jika menemukan rakyat memberontak maka akan dlabeli konta pembangunan bahkan di tuduh subversif dan mengganggu keamanan. Tidak hanya itu di zaman itu orang dengan mudahnya di tuduh Komunis. Zaman berganti isupun berganti, di zaman pemerintahan Jokowi, orang yang menolak kebijakan dan melakukan aksi-akasi kolektif maka di tuduh makar. Isu semacam ini ternyata muncul di Rimasi, mereka yang melakukan kritik, usulan dan saran yang barangkali di pandang mengganggu stabilitas di tuduh provokatif  bahkan pada gilirannya di anggap menghinakan pengurus. Isu yang di mainkan inilah menurut hemat kami jangan sampai terulang di kepengurusan selanjutnya.

Merespon isu terakhir yang acap kali menggangu kemesraan kita berRimasi, kami ingin luruskan. Kita dikagetkan dengan fenomena yang sedang hits hari ini, yaitu munculnya pasangan Anies-Sandi sebagai pemenang Plkada DKI Jakarta. Ada banyak isu yang dimaikan, tetapi yang paling kental adalah isu SARA. Yang ingin kami garis bawahi adalah adanya agenda setting umat Islam yang berjuang memenangkan Anies-Sandi. Kita saksikan bagaimana jutaan masyarakat Muslim Indonesia, tidak hanya Jakarta, bahu membahu memenangkan Anies Sandi. Ada agenda setting disitu, ada strategi dan taktik yang dimainkan. Pertanyaannya adalah apakah Anies Sandi merasa di rugikan dengan agenda setting itu (entah itu oleh partai pengusung ataupun ormas Islam seperti FPI dan lainnya). Kami sangat yakin tidak sama sekali, bahkan beberapa kali Anies Sandi mengucapka terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu kemenangannya. 
Kami berharap pengurus selanjutnya yang dikomando oleh ketua umumterpilih, nantinya bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi pelbagai hal yang acapkali mengganggu bahkan merusak tatanan dan tradisi lama yang sudah terbangun, kerennya pertentangan tradisi lama dan tradisi baru. Selama positif, tentu saja kita sepakat bahwa tradisi baru itu baik, sangat baik.

Sahabat-saabati, peserta sidang yang berbahagia.
Rasanya waktu berjalan begitu pelan, perlahan tetapi cukup pasti untuk menjemput masa depan. Dengan penuh kenyakinan, kerja keras dan semangat untuk mengawal perkaderan Riungan Mahasiswa Sukabumi, Jakarta. Akhirnya amanah sebagai MPKPR yang begitu berat mampu kami emban selama kurang lebih satu tahn ini. Kendatipun acapkali banyak kekurangan dan kekhilapan yang kami lakukan. Untuk itu ijinkan kami mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mensuport kami sehingga kami mampu melewati perjalanan panjang dan berat ini dengan baik. Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah meluangkan waktunya, ingatannya, hartanya dan segalanya semoga Allah SWT mencatat itu sebagai amal ibadah dan di balas dengan kesuksesan yang sempurna. 
Demikianlah laporan ini kami sampaikan, semuanya adalah demi kebaikan kita bersama dan tidak ada sama sekali tendesi apapun. Apa yang dianggap baik semoga menjadi tradisi dan apa yang diangap buruk semoga hilang dari ingatan kawan-kawan.

Kami berharap bahwa MUSWA ke-16 RIMASI Jakarta kali ini berjalan dengan baik dan lancar dan semoga MUSWA kali ini mampu melahirkan pemimpin yang membawa angin segar perkaderan yang membawa RIMASI Jakarta kepada khitah  yang sesugguhnya RIMASI sebagai kawah candra dimuka, tempat dimana kader-kader Rimasi di gembleng agar menjadi kader ummat dan kader bangsa yang dapat mewujudkan Sukabumi yang di rahmati Allah SWT dan masyarakat Indonesia yang adil makmur.

Sebelum yang terakhir, kami berpesan kepada kita semua, kader Rimasi Jakarta agar terus berproses dan nikmati setiap proses tersebut, karena percaya atau tidak hasil tidak pernah mengkhianati proses. Hari ini memang kita belum mendapat banyak dampak positif  dari aktivitas kita di RIMASI, tetapi dikemudian hari kita akan sangat berbangga dan berbahagia pernah ngariung dalam keluarga bersar Riungan Mahasiswa Sukabumi, Jakarta. Ibarat menanam pohon, hari ini kita masih dalam tahap perawatan dan menjaga pohon itu. Dan pada waktunya kita semua akan menikmati buah yang berlimpah dari pohon yang sudah kita rawat hari ini. Jangan merasa sudah cukup, puas, matang, berbangga diri. Sebab yang matang akan cepat membusuk, maka tetaplah hijau maka kita akan tetap tumbuh dan segar.
Terakhir dari kami: 
“yang kami rindukan bukan perdebatan panjang tapi kesesuaian kata dan perbuatan, yang kami dambakan pemimpin yang penuh kejujuran berpakaian ketaqwaan” (prof. Badri Yatim)
“kecintan yang hakiki terhadap Rimasi dibuktikan dengan tanggung jawab. Saling bina, saling asah saling asuh dan saling bersinergi”(Dendi Budiman)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat kami,
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus RIMASI (MPKPR)
Riungan Mahasiswa Sukabumi Periode 2016-2017
Elcomandante: Dendi Budiman
Ulfah Abdullah
Suci Dwi Pertiwi
Navila Camalia

Jumat, 18 November 2016


RIMASI Kembali Gelar MASTAKA


Oleh: Dendi Budiman


Pengurus Riungan Mahasiswa Sukabumi (RIMASI-JAKARTA)  menggelar Masa Taaruf Keluarga Baru (MASTAKA) 2016 bertajuk “Membangun kader yang Bersinergi dalam Arah Juang Rimasi untuk Sukabumi”.
Acara  itu digelar di lingkungan Villa Yawitra, Kadudampit Kabupaten Sukabumi, Jumat-Sabtu (11-13/11/2016).

Ketua RIMASI Jakarta Yuzi Azmi firdaus mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mengasah kemampuan dan membekali mahasiswa dengan ilmu agar bisa menerapkannya kelak di masyarakat khususnya di Sukabumi.
“Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman yang maksimal. Kami optimistis mahasiswa Sukabumi tidak ragu lagi untuk terjun tampil di masyarakat,” kata mahasiswa FIDKOM Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Ia berharap peserta pelatihan dapat menyerap materi yang telah di berikan untuk terus di kembangkan dan juga dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat. Mereka juga diharapkan menjadi pemimpin yang loyal.

Ketua Panitia acara MASTAKA, Muhammad Rifadlo mengatakan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kegiatan tersebut sangat tinggi. “Saya sangat senang meyaksikan peserta pelatihan sangat antusias meski acara kali ini kami setting sangat padat, tetapi tetap tetap dalam nuansa kekeluargaan”

Pihaknya yang bekerjasama dengan Master Of Tarining (MOT) berkomitmen menyajikan materi dan pemateri yang kompeten dibidangnya. “Ada enam materi yang sudah kami siapkan selaku pengelola latihan dan tentu saja kami juga berupaya menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya” tutur Dendi Budiman, Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Uiversitas Islam Negri Syarief Hiayatullah, Jakarta itu.

Diantara materi yang di sajikan adalah, Sejarah Organisasi oleh Dikdik Ali Akbar S.E, Sejarah Sukabumi oleh Irman Firmansyah S.Sos, M.M, Menegemen Organisasi dan Kepemimpinan oleh Narlan Suhendar S.Pd, Penguatan Berorganisasi oleh Indra Bagea S.Pd, Gerakan Sosial oleh Dendi Budiman, Konstitusi dan Teknik Persidangan oleh Zaini Abdillah.

Sementara itu peserta pelatihan, Restu Rahayu mengaku kegiatan ini sangat luar biasa, tidak hanya menambah kawan baru tetapi juga menambah pengetahuan selain materi kuliah. “Saya dan teman-teman merasa senang ikut tergabung di RIMASI Jakarta” tutur mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negri Syarief Hodayatulah Jakarta itu.